Yenny Wahid Minta Akhiri Polarisasi Kadrun dan Cebong

TRIBUN-SULBAR.COM â€" Zannuba Arifah Chafsoh atau yang biasa deikenal sebagai Yenny Wahid meminta masyarakat Indonesia tidak lagi terpolarisasi dan mengakhiri istilah kadrun dan cebong.

Dengan semangat Sumpah Pemuda, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia lebih penting daripada tujuan politik jangkan pendek.

Perlu diketahui, fenomena kadrun dan cebong mulai muncul ketika pemilihan Presiden Republik Indonesia era Joko Widodo dan Prabowo.

Meskipun kedua calon sudah berada pada satu barisan, akan tetapi istilah kadrun dan cebong masih tetap eksis, bahkan melebar kemana-mana.

“Negara kita, buat saya harus harus hati-hati menyikapi fenomena ini dan kita semua tidak terjebak dalam arus berpikir seperti ini, kadrun dan cebong.”

Cebong dan Kadrun ILUSTRASI

Baca juga: VIDEO: FPPI Mamuju Geruduk Kantor Gubernur Sulbar di Hari Sumpah Pemuda

Baca juga: Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober ke-93, Makna, Filosofi Hingga Twibbon Meriahkan HSP

“Karena apa kasih label sesama kita. Julukan jelek itu buat apa?,” kata Yenny Wahid.

Yenny Wahid menilai bila polarisasi dan pembelahan dalam bentuk kadrun dan cebong hanya menyebabkan luka yang mendalam.

Luka yeng menimculkan kebencian dan semakin mendalam karena dampak media sosial.

Penyebab Polarisasi Kadrun dan Cebong

Teknologi sosial media menjadi faktor besar yang menyebabkan polarisasi kadrun dan cebong.

0 Response to "Yenny Wahid Minta Akhiri Polarisasi Kadrun dan Cebong"

Post a Comment